Geopark Tambora
Aspiring UNESCO Global Geopark
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, Provinsi NTB memiliki kawasan wisata dengan beragam bentang alam yang indah. Salah satunya yaitu Gunung Tambora yang terkenal dengan kaldera terbesar di dunia dan kekayaan geologinya. Bentang alam ini terbentuk tidak terlepas dari proses letusan dahsyat pada tahun 1815.
Kawasan Gunung Tambora kemudian diusulkan menjadi sebuah Geopark sebagai satu wujud konsep pembangunan berkelanjutan untuk melindungi situs geologi dan keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan masyarakat. Geopark merupakn program UNESCO yang terbukti berhasil di banyak negara melalui pembangunan secara holistik dengan melibatkan partisipasi masyarakat di sekitar kawasan sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan, baik secara lingkungan maupun kebudayaan.
Website ini dibuat sebagai media untuk mensosialisasikan konsep pengembangan Gunung Tambora sebagai sebuah geopark yang diharapkan dapat menambah pemahaman masyarakat sehingga tujuan geopark untuk memuliakan bumi dan mensejahterakan masyarakat dapat tercapai.
GUNUNG TAMBORA

Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Gunung Tambora terbentuk oleh zona subduksi dibawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Gunung Tambora sampai 4.300m yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu Sabad untuk mengisi kembali dapur magma tersebut.
LETUSAN DAHSYAT GUNUNG TAMBORA
Aktivitas vulkanik Gunung Tambora mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan terbesar sejak letusan Danau Taupo pada tahun 181. Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan ini memiliki kekuatan 171.000 kali bom Hirosima.
Dentumannya terdengarn hingga Batavia, Makassar, Ternate, dan Bangk ayang berjarak 2600km. Tidak kurang dari 200 km3 magma dan debu terlontar ke angkasa setinggi hampir 50km dari tanah. Langit tertutup abu dan batu api menghujani bumi. Awan panas meluncur 25 km dari puncak Gunung Tambora dengan kecepatan lebih dari 200km/jam. Suhunya mencapai 800 derajat celcius.

Erupsi Tambora tahun 2815 menyebabkan Gunung Tambora kehilangan hampir separuh tinggi dan volumenya. Dari ketinggian semula 4300m menjadi 2851m, serta menyisakan kaldera dengan diameter 7km dan kedalaman 1200m
Dampak letusan Gunung Tambora tahun 1815 juga cukup signifikan terhadap sejarah peradaban dunia. Jejak-jejak letusan masih dapat ditemui di kawasan Gunung Tambora dan sekitarnya, tersingkap di beberapa tempat yang terekam dalam bentang alam khas, serta proses-proses geologi syang masih berlangsung hingga sekarang. Seluruhnya merupakan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi dan patut dilestarikan sebagai warisan Gunung Tambora bagi dunia.